Ucu suratman, S.Hum. Ustadz lulusan Universitas Indonesia ini selain
berdakwah, beliau juga memiliki usaha. Usaha yang sedang dikerjakan
beliau saat ini adalah usaha budidaya ikan lele, usaha percetakan, dan
juga usaha Rumah Belajar Sukses. Semua usaha yang beliau kerjakan bisa
dibilang perlu ketekunan dan juga manajemen waktu. Namun kesibukannya,
tidak melupakan tugas utama sebagai khalifah dimuka bumi.
Pria kelahiran 05 April 1985 ini tidak pernah absen dari dakwah
yang diadakan di Pondok Pinang. Keikutsertaannya mengisi shaf-shaf yang
kosong pun dikerjakan dengan baik dan ikhlas. Keluhan rasa lelah
tidak pernah keluar dari mulutnya. Sosok yang menyenangkan dan tidak
mudah marah ini sering diidentikan dengan ust. Maulana yang ada di
Islam Itu Indah. Setiap bertemu dengan beliau pasti orang-orang selalu
bilang “ jamaaah… oh jamaah..” Berusaha beramal sholeh dan hidup
berkah adalah motto dalam hidupnya. Kepeduliannya terhadap para remaja
memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan sekitar. Sampai
beliau lulus pun, dakwah kampus yang pernah beliau pegang masih
dipantau. Ukhuwah islamiyah yang beliau ciptakan tidak membuat renggang
antara yang paham agama dan belum.
Hewan yang beliau sukai adalah laba-laba, ketika ditanya mengapa memilih hewan tersebut dengan singkat beliau mengatakan: “Karena
laba-laba dapat membuat sarangnya dimana saja. Ane ingin seperti itu,
memberikan manfaat dimana setiap kali ane ada. Karena sebaik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi sekitarnya”. Dan saat ditanya
apakah tidak merasa lelah dengan aktivitas antum yang padat? Beliau
hanya menjawab “Kalau mau dipaksakan, Insya Allah BISA dilakukan.
Apalagi yang kita kerjakan adalah kebaikan, pastinya tidak akan sia-sia
dimata Allah. Walau lelah seperti apapun fisik ini, ya senang saja
bawaannya”.
Pesan beliau ketika memberikan kultum mengenai shodaqoh yaitu “
kalau ingin sedekah, ya sedekah saja. Tidak perlu ada pertimbangan dia
kan masih muda, masih sehat, atau ada ucapan males banget sih,dll.
Karena biar Allah saja yang menilai” Waktu 24 jam rasanya tidak cukup
untuk aktivitas dakwah, organisasi kepartaian, organisasi remaja dan
usaha-usaha yang beliau kerjakan. Mengisi waktu dengan produktif dan
bermanfaat sepertinya patut kita contoh dari sosok yang sangat
sederhana dan bersahaja ini. (lina) http://pks-dukuh.org/763/